90–100 80–89 70–79 60–69 50–59 40–49 | 30–39 20–29 10–19 0–9 Tidak ada data |
Korupsi di Namibia terjadi sejak era pra-kolonial hingga masa kini.[1][2][3] Negara kolonial Jerman dan kemudian Afrika Selatan mengeksploitasi sumber daya Namibia, sehingga menumbuhkan budaya korupsi. Korupsi dilembagakan melalui kebijakan apartheid, yang lebih memihak pada kelompok minoritas kulit putih.[3][4] Setelah kemerdekaan pada tahun 1990, masalah korupsi dan penipuan tetap berlanjut, dengan kasus-kasus yang melibatkan penyalahgunaan dana dan sumber daya negara, penyuapan serta korupsi dalam pengadaan dan kontrak pemerintah, serta penggelapan dana yang seharusnya digunakan untuk program sosial dan proyek pembangunan.[5]
Dalam Indeks Persepsi Korupsi 2024 dari Transparency International, Namibia memperoleh skor 49 pada skala 0 ("sangat korup") hingga 100 ("sangat bersih"). Berdasarkan peringkat skor, Namibia menempati posisi ke-59 dari 180 negara dalam indeks tersebut, di mana negara yang menempati peringkat pertama dipersepsikan memiliki sektor publik yang paling jujur.[6] Sebagai perbandingan regional, rata-rata skor di antara negara-negara Sub-Sahara Afrika adalah 33. Skor tertinggi di kawasan Sub-Sahara Afrika adalah 72, sementara skor terendah adalah 8.[7] Untuk perbandingan global, skor tertinggi adalah 90 (peringkat 1), rata-rata skor dunia adalah 43, dan skor terendah adalah 8 (peringkat 180).[8]